Unforgettable Unexpected Journey Semeru : Final Words

Tentu ada yang istimewa dengan judul perjalanan saya kali ini. “Unforgettable” dan “unexpected”. Ya, kedua kata itu memang sangat menggambarkan perasaan saya akan pendakian kali ini. Saya mulai dengan “unexpected”, karena memang perjalanan ini tidak terduga. Seperti saya sebutkan di awal, sebenarnya tujuan awal kami adalah mendaki gunung Arjuno-Welirang. Namun, berhubung jalur pendakian Arjuno-Welirang ditutup akhirnya kami pun mengalihkan destinasi ke Gunung Semeru. Mengapa Semeru? Hm…ya sebut saja mungkin memang sudah takdir kami ke situ hehehe. Tak ada satu pun orang dalam rombongan kami yang membayangkan akan menginjakkan kaki di gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Meski dua orang dalam rombongan kami sudah pernah menapakkan kaki di Puncak Mahameru, tak terbesit juga dalam pikiran mereka berdua akan kembali mengunjungi Semeru secepat ini. Ya, mungkin itulah takdir. Sebuah perjalanan yang diawali ketidaksengajaan dan keputusan spontan kami pun berujung pada pengalaman yang tak terlupakan.

Perjalanan ini semakin menjadi tidak terduga dengan banyaknya kejadian yang kami alami, yang sempat membuat kami kecewa dan putus asa, tetapi pada akhirnya kami mengetahui maksud di balik setiap peristiwa yang terjadi. Peristiwa-peristiwa tak terduga yang terjadi sepanjang perjalanan ini semakin memantapkan kami bahwa perjalanan pendakian ke gunung Semeru ini benar-benar sebuah perjalanan yang ‘unexpected’—tidak terduga!

Unforgettable” rasa-rasanya tak akan habis alasan saya untuk menjelaskan mengapa pendakian ke gunung Semeru ini menjadi tak terlupakan. Sejak awal, sepertinya pendakian ini sudah menampakkan tanda-tanda keistimewaannya. Mulai dari rentetan peristiwa yang akhirnya membawa kami mengunjungi Semeru, sampai alur cerita selama pendakian, bahkan sampai perjalanan kami turun. Tidak ada satu pun alur yang terlewat tanpa makna. Beberapa pengalaman unik yang saya alami secara pribadi, mulai dari kacamata yang patah, kaki yang keseleo, maupun pengalaman rombongan kami yang galau naik ke puncak, perjuangan menghindari asap kebakaran, perjalanan turun gunung yang justru sarat dengan tanjakan, petualangan melewati jalur turunan ayak-ayak yang berpasir, nyaris pasrah menginap di Ranupani sampai tiba-tiba ada rombongan lain yang menawari kami bersama kembali ke Tumpang dengan naik truk…sungguh pengalaman yang baru pertama kali saya alami dan sudah pasti tak akan mudah lekang dari ingatan saya!

Sepanjang perjalanan mendaki dan menuruni Semeru ini, tak heran jika rombongan kami jadi lebih religius. Bagaimana tidak, rahmat dari Tuhan Yang Mahakuasa sudah kami rasakan sejak awal hingga akhir perjalanan. Kami bisa sampai di Ranupani dengan lancar, sampai di Ranukumbolo dengan selamat, menikmati segarnya semangka di Cemoro Kandang dan Ranupani, mengambil keputusan yang tepat dengan tidak memaksakan diri summit, diberi kekuatan dan ‘dilepaskan’ dari kepungan asap yang mengejar di jalur turun dari Kalimati, mendapat ‘petunjuk’ untuk turun lewat jalur alternatif ayak-ayak sehingga tidak terjebak kebakaran di jalur pendakian normal, diberi kekuatan untuk melewati jalur turun ayak-ayak yang sarat tanjakan meski kaki saya keseleo, dibantu mas guide melewati pohon yang tumbang, bisa kembali ke Tumpang bersama rombongan yang sempat kami temui di ‘puncak’ ayak-ayak, sampai kembali ke Tuban dengan selamat.

Secara pribadi maupun sebagai kelompok, saya sungguh merasa perjalanan kami ini benar-benar mendapat perlindungan Tuhan. Saya diingatkan kembali bahwa Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, punya rencanaNya sendiri yang mungkin tidak sesuai dengan jalan pikiran kita. Apa yang kita rencanakan, apa yang kita harapkan, belum tentu itu yang juga menjadi rancanganNya. Ketika keputusan untuk membatalkan pendakian menuju puncak Mahameru sempat disesalkan, kami mendapat berita meninggalnya seorang pendaki yang memaksakan diri ke puncak di pagi hari dimana kami telah meninggalkan niatan kami untuk menuju puncak. Saat keputusan untuk melewati jalur ayak-ayak sempat kami rasa sebagai keputusan yang salah karena beratnya jalur yang harus dilalui, kami mendapat kabar bahwa terjadi kebakaran di jalur pendakian normal…seandainya kami lewat jalur normal mungkin kami malah tidak bisa pulang karena terjebak kebakaran…. Saat kami sudah putus asa tidak bisa kembali ke Tuban hari itu karena tidak ada kendaraan yang akan membawa kami kembali ke Tumpang, tiba-tiba saja kami mendapat tawaran turun bersama rombongan lain yang sudah lebih dulu memesan truk sebelumnya…saat saya khawatir tidak akan mampu melewati jalur turun yang sarat tanjakan karena kaki yang sakit, entah bagaimana saya diberi kekuatan untuk melewatinya—tanpa rasa sakit yang berarti.

Saat keputusan yang kita ambil seolah tidak sesuai dengan rencana atau harapan kita, terkadang kita diingatkan bahwa mungkin Tuhan punya rencana yang lain. Seseorang pernah berkata ‘tidak ada yang namanya kebetulan, semua yang diizinkan terjadi dalam hidup ini memiliki tujuannya sendiri-sendiri,’. Apakah kejadian-kejadian yang kami alami tadi hanya kebetulan semata? Bagi saya, daripada melihatnya sebagai kebetulan yang kurang bermakna, saya akan menganggapnya sebagagai kehendak Tuhan, rencana Allah Yang Mahatinggi, yang telah menulis kisah perjalanan kami tanpa kami tahu maksudnya. Kita hanyalah manusia yang hidup dalam dunia ciptaanNya. Siapakah orang yang sanggup mengajari Tuhan akan apa yang baik dan apa yang buruk? Justru kitalah yang harus belajar kepadaNya, untuk tidak menilai sesuatu itu baik atau buruk seketika itu juga.

Good? Bad? Who knows? Salah satu frasa favorit yang saya pelajari dari Ajahn Brahm, sungguh frasa yang indah dan menggugah hati. Frasa ini selalu mengingatkan saya bahwa apa yang tampak baik sekarang belum tentu baik ke depannya dan apa yang tampak buruk sekarang belum tentu buruk ke depannya. Siapa yang tahu apa yang benar-benar baik dan apa yang benar-benar buruk? Saya kira hanya Tuhan yang tahu segalanya, hanya Ia yang tahu apakah hal yang baik sekarang akan membawa sesuatu yang memang baik, atau apakah hal yang tampak buruk sekarang akan berakhir dengan sesuatu yang indah. Sebagai manusia, yang bisa kita lakukan hanya percaya kepadaNya! Percaya, bahwa rancanganNya adalah rancangan yang terbaik dan terindah. Tidak pernah Tuhan merencanakan sesuatu yang jahat. Mungkin apa yang kita hadapi sekarang terasa begitu berat, tetapi lihatlah nanti akhirnya! Jalani dengan tabah dan penuh iman bahwa akhirnya akan selalu indah ketika kita taat pada kehendakNya.

Wah…malah jadi berfilosofi nih hehehe. Anyway, perjalanan ke Semeru ini sungguh takkan terlupa. Bersama tim yang solid dan sangat setia kawan, perjalanan ini pun terasa semakin indah dan menarik. Berbagai dinamika yang kami alami sepanjang perjalanan pun membuat kami semakin akrab satu sama lain, belajar lebih menghargai satu sama lain, berlatih untuk mengedepankan kerja sama dan kekompakan tim. Suka duka yang kami alami, berbagai peristiwa, keajaiban, ‘kebetulan’ yang menakjubkan dan sering tidak kami sangka-sangka, membuat kami pun semakin bisa melihat tangan Tuhan yang bekerja dalam kehidupan kami. Lewat alam di sekitar kami, lewat orang-orang yang kami jumpai, lewat setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kami.

Terima kasih untuk semua teman seperjalanan saya. Mas Vickie, team leader yang bertanggung jawab dan banyak menolong saya turun gunung, termasuk membalut dan menuntun saya dalam perjalanan turun..by the way kali ini perjalanannya nggak sesuai dengan itinerary nggak apa2 ya haha; Asmiiii….my soulmate haha…teman senasib sepenanggungan saya (the only another girl in this team too hehe)..teman di kala pipis bareng dan ngerasani para cowok-cowok itu hahaha. Jafar alias Yafar….adikku yang setia menemani kakaknya dan menepati janjinya untuk memetik arbei hehehe…thanks a lot ya… Mas Herman, guide dan penyemangat saya sepanjang perjalanan yang dengan tubuh mungil namun tangkasnya sungguh menginspirasi saya selama pendakian… Kang Tresna alias Kang Hendrika yang selalu menyemangati saya dan melengkapi tim kami dengan candaan-candaan segarnya (serta asupan logistic yang nyaris tak pernah habis hehehe). Terima kasih juga untuk rombongan Mas Faaz yang sudah menolong kami sehingga kami bisa kembali ke Tumpang..terima kasih untuk mas guide yang tak kami tahu namanya, yang menolong saya, Asmi, dan Kang Hendrika menyeberangi pohon-pohon tumbang di jalur ayak-ayak…terima kasih untuk ibu dan bapak pedagang semangka di Jambangan yang sudah memberitahu kami tentang rute alternative jalur ayak-ayak…terima kasih untuk bapak-bapak sopir angkot dan bus yang sudah mengantar kami dengan selamat sampai tujuan. Terima kasih untuk Semeru atas pengalaman yang tak terduga dan tak terlupakan ini. At last but not least, terima kasih dan puji syukur yang luar biasa kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas perlindungan, pengalaman, penyertaan, dan semua berkat yang kami alami sepanjang perjalanan ini. Thank God, You’re awesome! 🙂

Semua yang kami alami telah menjadikan perjalanan ini benar-benar ‘unexpected’ dan ‘unforgettable’. Satu hal yang juga menjadi pelajaran buat kami, dan buat para pendaki yang lain—jangan pernah menyombongkan diri. Terhadap alam, terhadap sesama, apalagi terhadap Tuhan. Kita hanyalah manusia, satu bagian dari ciptaanNya yang luar biasa beraneka. Ketika manusia ditandingkan dengan kekuatan alam, siapakah pemenangnya? Semua itu tergantung tangan Sang Pencipta. Sebagai manusia, kita berkewajiban untuk merawat alam, maka alam pun akan ramah dengan kita. Kami juga belajar untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan. Apa yang menjadi kehendakNya, maka terjadilah itu. Percaya bahwa rencana Tuhan adalah yang terbaik, meski mungkin saat ini belum bisa kita pahami.

Akhir kata, sebuah pendakian mungkin hanya menjadi sebuah perjalanan biasa, mungkin juga menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa untuk semakin mendekatkan diri dengan Yang Ilahi. Melalui alam, sekali lagi kami merasakan kebesaranNya. KeagunganNya, melalui kemegahan ciptaanNya. Puncak Mahameru yang menjulang tinggi melambangkan sebuah kemegahan. Kemegahan yang menggambarkan betapa lebih megah Dia yang menciptakannya. Manusia hanyalah sebagian kecil dari alam semesta. Semoga setiap perjalanan yang kita alami semakin membuat kita tersadar akan kedudukan kita di hadapanNya.

Jangan takut menginjakkan kaki di gunung, karena alam pegunungan selalu menyediakan pemandangan yang menyejukkan mata dan jiwa. Jangan ragu memenuhi niat untuk menikmati matahari terbit di tempat tinggi, jangan kecewa ketika tak melihat indahnya gemerlap bimasakti di langit malam. Semua perjalanan selalu memiliki kisah dan maknanya sendiri. Tak akan pernah ada perjalanan yang sama, meski kita berangkat dengan orang yang sama menuju tempat yang sama…pengalaman yang disediakannya akan selalu baru. Sebuah perjalanan, sebuah pendakian, bukan hanya bagaimana kita mencapai puncak, bukan sekedar keindahan alam yang tampak. Sebuah pendakian, sebuah perjalanan, adalah bagaimana kita menikmati dan memaknainya.

Get a new journey, get a new adventure. Selamat mendaki gunung berikutnya!

DSCF3489  DSCF3272Karikatur SEMERU-ORI

Adventure d’ Semeru (cartoonized by me), 1-3 November 2014

5 thoughts on “Unforgettable Unexpected Journey Semeru : Final Words

  1. Pingback: Unforgettable Unexpected Journey Semeru Day 3 Part 4: Finally, back home! | Makjoel's Blog

  2. setelah baca final words ini, saya baru nyadar segala keputusan yang kita ambil dan merasa itu keputusan yang salah, adalah benar adanya dan campur tangan Tuhan selalu menyertai, keren… gaya tulisan adventure di combine dengan sisi religi dan falsafah bijak, great writer for Ymu…… next u have to summit Mahameru!

    • Correct Pak..selalu ada alasan di balik semuanya hehe..thank you for reading and for ur comment..amin deh..persiapan mental dulu tapi hehehe 🙂 see u on next trip

Leave a comment