0

Diam dan Tenanglah

Ketika bangsa Israel yang telah dipimpin Tuhan keluar dari tanah Mesir dihadapkan pada bangsa Amori, bangsa Israel menjadi gentar karena takut. Dalam Ulangan 1:30 dikatakan, “TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukanNya bagimu di Mesir, di depan matamu.” Meski demikian, tetap saja ketakutan melanda bangsa Israel, padahal mereka telah diingatkan bagaimana Allah menyelamatkan mereka dari kejaran tentara-tentara Firaun dan bagaimana Allah sendiri yang “berperang” dengan para pasukan Firaun itu. Bangsa Israel pada waktu itu bahkan tidak perlu mengangkat senjata. Mereka hanya perlu berjalan menyeberangi laut yang telah terbelah di bawah pimpinan Musa yang mengangkat tongkatnya. Sementara itu, Tuhanlah yang telah menghempaskan para tentara, kuda, dan kereta Firaun ke dalam lautan.

Perikop tentang peringatan yang diberikan kepada bangsa Israel ketika akan menghadapi orang Amori itu sungguh menarik buat saya. Apalagi selama beberapa waktu, sebuah ayat terus terngiang dalam benak saya. Saya tidak hafal dari kitab mana ayat itu sehingga saya pun mencarinya dengan bantuan internet. Ternyata ayat itu saya temukan di Mazmur 46:10 yang berbunyi, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” Sebenarnya saya juga tidak tahu mengapa tiba-tiba ayat itu muncul dan  terus terngiang dalam benak saya. Bahkan sebelumnya saya juga tidak membaca renungan apa pun yang berkaitan dengan ayat tersebut. Akan tetapi jujur saja ayat itu mungkin memang ayat yang saya butuhkan saat ini.

Selama beberapa bulan terakhir, saya mengalami banyak ‘goncangan’ dalam hidup saya. Banyak perubahan yang terjadi dan itu semua membuat saya kerap kali merasa cemas, takut, dan gelisah. Saya mulai mencemaskan banyak hal dan sibuk memikirkan apa yang harus saya lakukan untuk mengantisipasi kondisi terburuk. Saya menjadi semakin khawatir ketika melihat kondisi saya sekarang, di mana saya merasa, dengan apa yang ada pada saya saat ini rasa-rasanya akan sangat sulit bagi saya untuk menghadapi masa depan. Bayangan akan masa depan yang suram dan menakutkan pun sering membuat saya berkecil hati. Di sinilah saya melakukan sebuah kesalahan besar: Saya hanya mengandalkan kekuatan saya sendiri! Continue reading